Program Induksi Guru Pemula (PIGP) merupakan program nasional yang telah ditetapkan  oleh  pemerintah  melalui  Permendiknas  no  27  tahun  2010  yang berdasarkan  pada  Permenpan  no  16  tahun  2009  tentang  Jabatan  Fungsional Guru  dan Angka  Kreditnya. PIGP  merupakan  upaya  pemerintah  dalam meningkatkan  kualitas  pendidikan  yang  bermuara  pada  peningkatan  hasil belajar  siswa.

Berdasarkan Permendiknas  no  27  tahun  2010  tentang Program  Induksi Guru  Pemula  (PIGP)  dinyatakan  bahwa PIGP adalah  kegiatan  orientasi, pelatihan  di  tempat  kerja,  pengembangan,  dan  praktik  pemecahan    berbagai permasalahan  dalam  proses  pembelajaran/bimbingan  dan  konseling  bagi  guru pemula pada sekolah/madrasah di tempat tugasnya. Sedangian pengertian guru pemula  adalah  guru  yang  baru  pertama  kali  ditugaskan  melaksanakan  proses pembelajaran/bimbingan  dan  konseling  pada  satuan  pendidikan  yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah  daerah, atau masyarakat. Dengan demikian  pada  hakekatnya  PIGP  adalah  kegiatan  pembimbingan  bagi  guru pemula di  sekolah/madrasah  tempatnya  bertugas  dengan  maksud  agar  guru tersebut  dapat  melaksanakan  tugasnya  sebagai  guru  dengan  baik.  Dari pengertian  tersebut  dapat  pula  difahami  bahwa  proses  pembimbingan  tersebut akan  melibatkan  banyak  fihak  terutama,  guru  pembimbing,  kepala sekolah/madrasah dan pengawas.
Pelaksanaan program induksi guru pemula bertujuan untuk  membimbing guru pemula agar dapat:
a.  beradaptasi dengan iklim kerja dan budaya sekolah/madrasah; dan
b.  melaksanakan  pekerjaannya  sebagai  guru  profesional  di sekolah/madrasa
Bagi guru  pemula  yang  berstatus  CPNS atau guru PNS  yang mutasi  dari  jabatan  lain program  Induksi  dilaksanakan  sebagai  salah  satu  syarat  pengangkatan dalam  jabatan  fungsional  guru.   Sedangkan  bagi  guru  pemula  yang  berstatus  bukan PNS, program Induksi dilaksanakan sebagai salah satu syarat pengangkatan dalam jabatan guru tetap.
Prinsip-prinsip pelaksanaan program induksi adalah sebagai berikut: 
a.  profesionalisme:  penyelenggaraan program  yang  didasarkan  pada  kode etik profesi,  sesuai bidang tugas;
b.  kesejawatan: penyelenggaraan atas dasar hubungan kerja dalam tim;
c.  akuntabel:  penyelenggaraan  yang  dapat  dipertanggungjawabkan  kepada publik;
d.  berkelanjutan:  dilakukan  secara  terus  menerus  dengan  selalu mengadakan perbaikan atas hasil sebelumnya.
Peserta program induksi guru pemula adalah:
a.  guru  pemula  berstatus  calon  pegawai  negeri  sipil  (CPNS)  yang ditugaskan  pada  sekolah/madrasah  yang  diselenggarakan  oleh Pemerintah atau pemerintah  daerah;
b.  guru  pemula  berstatus  pegawai  negeri  sipil    (PNS)  mutasi  dari  jabatan lain.
c.  guru pemula  bukan PNS  yang ditugaskan pada sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh masyarakat.
Dalam pelaksanaan PIGP guru pemula berhak untuk:
a.  memperoleh bimbingan dalam hal:
1) perencanaan,  pelaksanaan  dan  penilaian  hasil  proses pembelajaran, bagi guru kelas dan guru mata pelajaran;
2) perecanaan, pelaksanaan  dan  penilaian  hasil  proses  bimbingan dan konseling, bagi guru Bimbingan dan Konseling;
3) pelaksanaan  tugas  lain  yang  relevan  dengan  fungsi sekolah/madrasah.
b. memperoleh  sertifikat  bagi  guru  pemula  yang  telah  menyelesaikan program induksi dengan nilai kinerja paling kurang kategori Baik 

Dalam pelaksanaan PIGP, guru pemula memiliki kewajiban:
a. merencanakan  pembelajaran/bimbingan  dan  konseling, melaksanakan pembelajaran/bimbingan dan konseling yang bermutu, menilai  dan  mengevaluasi  hasil  pembelajaran/bimbingan  dan konseling, serta melaksanakan perbaikan dan pengayaan. 
b. melaksanakan  pembelajaran,  antara  12  (dua  belas)  hingga  18 (delapan belas) jam tatap muka per minggu bagi guru mata pelajaran, atau  beban  bimbingan  antara  75  (tujuh  puluh  lima)  hingga  100 (seratus) peserta didik bagi guru Bimbingan dan Konseling.
Program  induksi guru  pemula  dilaksanakan  di  satuan  pendidikan  tempat guru pemula bertugas selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun.
Adapun pihak yang terkait secara langsung dalam pelaksanaan PIGP adalah  pembimbing, kepala sekolah dan pengawas sekolah.
a.  Pembimbing
Pembimbing adalah  guru  di  sekolah  yang ditugaskan  oleh kepala sekolah/madrasah  atas  dasar  profesionalisme  dan  kemampuan interpersonal  yang  baik.    Sekolah/madrasah  yang  tidak  memiliki pembimbing  sebagaimana  dipersyaratkan,  kepala  sekolah/madrasah dapat  menjadi  pembimbing  sejauh  dapat  dipertanggungjawabkan  dari segi  keprofesionalan  dan kemampuan interpersonalnya.  Jika  kepala sekolah/madrasah  tidak  dapat  menjadi  pembimbing,  kepala sekolah/madrasah  dapat  meminta  pembimbing  dari  satuan  pendidikan yang  terdekat  dengan  persetujuan  pengawas  dinas  pendidikan provinsi/kabupaten/kota  atau  kantor  kementerian  agama  kabupaten/kota sesuai dengan tingkat kewenangannya.
Guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah sebagai pembimbing hendaknya memenuhi kriteria sebagai berikut:
1)  Memiliki kompetensi sebagai guru profesional; 
2)  Memiliki kemampuan bekerja sama yang baik;     
3)  Mempunyai ketrampilan interpersonal yang baik;
4)  Mampu menganalisis  dan memberikan  saran-saran  perbaikan terhadap proses pembelajaran/bimbingan dan konseling; 
5)  Memiliki pengalaman  mengajar  pada  jenjang  kelas  yang  sama dan  pada  mata  pelajaran  yang  sama  dengan  guru  pemula, diprioritaskan  yang  telah  memiliki;pengalaman  mengajar  sekurang-kurangnya  5  tahun  dan    memiliki  jabatan  sebagai  Guru Muda.

Dalam  pelaksanaan  PIGP  pembimbing  memiliki  tanggungjawab sebagai berikut:
1)  menciptakan  hubungan  yang  bersifat  jujur,  memotivasi, bersahabat, terbuka dengan guru pemula; 
2)  memberikan  bimbingan  dalam  proses  pembelajaran/bimbingan dan konseling
3)  melibatkan guru pemula dalam aktivitas sekolah/madrasah; 
4)  memberikan  dukungan  terhadap  rencana  kegiatan pengembangan keprofesian guru pemula; 
5)  memberi  kesempatan  bagi  guru  pemula  untuk  melakukan observasi pembelajaran/bimbingan dan konseling guru lain; 
6)  melaporkan  kemajuan  dan  perkembangan  guru  pemula  kepada pengawas sekolah/ madrasah; 
7)  memberikan masukan dan saran atas hasil pembimbingan  tahap kedua. 

b. Kepala Sekolah
Kepala  sekolah  sebagai  penanggung  jawab  pelaksanaan  PIGP berkewajiban:
1)  melakukan analisis kebutuhan guru pemula; 
2)  menyiapkan Buku Pendoman Pelaksanaan Program Induksi;
3)  menunjuk  pembimbing yang sesuai dengan kriteria; 
4)  menjadi  pembimbing,  jika  pada  satuan  pendidikan  yang dipimpinnya  tidak  terdapat  guru  yang  memenuhi  kriteria  sebagai pembimbing;
5)  mengajukan  pembimbing  dari  satuan  pendidikan  lain  kepada dinas pendidikan terkait jika tidak memiliki pembimbing dan kepala sekolah/madrasah tidak dapat menjadi pembimbing;
6)  memantau pelaksanaan pembimbingan oleh pembimbing;
7)  melakukan  pembimbingan  terhadap  guru  pemula  serta memberikan saran perbaikan; 
8)  melakukan penilaian kinerja guru pemula;
9)  menyusun  Laporan  Hasil  Penilaian  Kinerja  untuk  disampaikan kepada  Kepala  Dinas  Pendidikan  terkait,  dengan mempertimbangkan  masukan  dari  saran  dari  pembimbing  dan pengawas  sekolah/  madrasah,  serta  memberikan  salinan  laporan tersebut kepada guru  pemula. 

c. Pengawas Sekolah
Tanggungjawab pengawas sekolah  dalam  pelaksanaan  PIGP adalah sebagai berikut :
1)  memberikan  penjelasan  kepada  kepala  sekolah/madrasah  dan pembimbing dan guru pemula tentang   pelaksanaan program induksi termasuk proses penilaian;
2)  melatih  pembimbing  dan  kepala  sekolah/madrasah  tentang  pelaksanaan pembimbingan dan penilaian dalam program induksi;
3)  memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program induksi di satuan pendidikan yang menjadi tanggungjawabnya;
4)  memberikan  masukan  dan  saran  kepada  kepala  sekolah  tentang proses  pelaksanaan  PIGP  serta isi  Laporan  Hasil  Penilaian  Kinerja guru pemula.

Adapun tata Cara Pelaksanaan PIGP dilaksanakan  secara  bertahap,  meliputi  persiapan, pengenalan  sekolah/madrasah  dan  lingkungannya,  pelaksanaan  dan observasi  pembelajaran/bimbingan dan konseling, penilaian, dan pelaporan.

Tahap-tahap pelaksanaan PIGP:
a.  Persiapan
Sekolah/madrasah yang akan melaksanakan program induksi bagi  uru pemula perlu mempersiapkan hal-hal berikut:
1)  analisis  kebutuhan    dengan  mempertimbangkan  ciri  khas  sekolah/madrasah, latar belakang pendidikan dan pengalaman  guru pemula, ketersediaan  pembimbing  yang  memenuhi  syarat,  penyediaan  Buku Pedoman, keberadaan organisasi profesi yang terkait.
2)  pelatihan PIGP yang diikuti oleh kepala sekolah/madrasah dan calon pembimbing  dengan  pelatih  seorang  pengawas  yang  telah  mengikuti program pelatihan bagi pelatih program induksi.
3)  penyiapan  buku  pedoman  bagi  guru  pemula  yang  memuat  kebijakan sekolah/madrasah,  prosedur  kegiatan  sekolah/madrasah,  format administrasi  pembelajaran/bimbingan  dan  konseling,  dan  informasi lain  yang  dapat  membantu  guru  pemula  belajar  menyesuaikan  diri dengan lingkungan sekolah/madrasah.
4)  penujukkan  seorang  pembimbing  bagi  guru  pemula  yang  memiliki kriteria sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b.  Pengenalan Sekolah/Madrasah dan lingkungannya
Pengenalan  sekolah/madrasah  dan  lingkungannya  dilaksanakan  pada bulan  pertama  setelah  guru  pemula  melapor  kepada  kepala sekolah/madrasah  tempat  guru  pemula  bertugas. Tahap  ini  tidak  harus dilaksanakan  bagi  guru  pemula  yang  sebelumnya  bertugas  di  sekolah tersebut. Pada tahap ini, dilakukan hal-hal berikut:
1)  Pembimbing:
a)  memperkenalkan situasi dan kondisi sekolah/madrasah kepada guru pemula;
b)  memperkenalkan guru pemula kepada siswa;
c)  melakukan  bimbingan  dalam  menyusunan  perencanaan  dan pelaksanaan  proses  pembelajaran/bimbingan  dan  konseling  dan tugas terkait lainnya; 
d)  membimbing  guru  pemula  menyusun  Rencana  Pengembangan Keprofesian (RPK) selama satu tahun.

2)  Guru pemula:
a)  mengamati  situasi  dan  kondisi  sekolah  serta  lingkungannya, termasuk  melakukan  observasi  di  kelas  sebagai  bagian  pengenalan situasi;
b)  mempelajari  Buku  Pedoman  dan  Panduan  Kerja  bagi  guru  pemula, data-data sekolah/madrasah, tata tertib sekolah/madrasah, dan kode etik guru;
c)  guru pemula mempelajari ketersediaan dan penggunaan sarana dan sumber belajar di sekolah/madrasah; d)  guru  pemula  mempelajari  Kurikulum  Tingkat  Satuan  Pendidikan (KTSP).
  
c.  Pelaksanaan Pembimbingan
Pelaksanaan pembimbingan dilakukan pada bulan kedua sebagai berkut:
1)  guru  pemula  bersama  pembimbing  menyusun  silabus  dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan pada pertemuan minggu-minggu pertama.
2)  Guru  pemula  bersama  pembimbing  menyusun  Rencana Pengembangan Keprofesian (RPK) untuk tahun pertama induksi.
Bimbingan  yang  diberikan  kepada  guru  pemula  meliputi  perencanaan, pelaksanaan  dan  penilaian  hasil    proses pembelajaran  dan  tugas  lain yang  terkait  dengan  tugasnya  sebagai  guru,  seperti  pembina  eksta kurikuler.
Bimbingan dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan cara:
1) memberi motivasi tentang pentingnya tugas guru;
2) memberi  arahan  tentang  perencanaan  pembelajaran/ pembimbingan,  pelaksanaan  pembelajaran/pembimbingan  dan penilaian hasil belajar/bimbingan siswa;
3) memberi kesempatan untuk melakukan observasi pembelajaran di kelas dengan menggunakan lembar observasi pembelajaran.

Bimbingan pelaksanaan tugas lain dilakukan dengan cara:
1)  melibatkan guru pemula dalam kegiatan-kegiata di sekolah;
2)  memberI  arahan  dalam  menyusun  rencana  dan  pelaksanaan program pada kegiatan yang menjadi tugas tambahan;
Selanjutnya  guru  pemula  melaksanakan  proses pembelajaran/pembimbingan  dengan  observasi  pembelajaran  oleh pembimbing  sekurang-kurangnya  satu  kali  setiap  bulan  pada  masa pelaksanaan  program  induksi  dari  bulan  kedua  sampai  dengan  bulan kesembilan. 

Penilaian Pelaksanaan PIGP
1)  Metode Penilaian
Penilaian  guru  pemula  merupakan  penilaian  kinerja  berdasarkan elemen  kompetensi  guru:  kompetensi  pedagogik,  kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Keempat kompetensi  tersebut  dapat  dinilai  melalui  observasi pembelajaran/pembimbingan  serta observasi pelaksanaan tugas lain. Observasi  pembelajaran/pembimbingan  diawali  dengan  pertemuan praobservasi  yang  dilaksanakan  untuk  menentukan  fokus  sub-kompetensi  guru  yang  akan  diobservasi  (maksimal  5  sub-kompetensi),  kemudian  pelaksanaan  observasi  yang  dilakukan terhadap  fokus  subkompetensi  yang  telah  disepakati,  dan  diakhiri pertemuan  pasca  observasi  untuk  membahas  hasil  observasi  dan memberikan  umpan  balik  berdasarkan  fokus  sub-kompetensi  yng telah  disepakati  bersama,  berupa  ulasan  tentang  hal-hal  yang  sudah baik dan hal yang perlu dikembangkan.

Hasil  penilaian  sub-kompetensi  dicantumkan  dengan  memberi tanda  cek  (√)  dan  deskripsinya  berdasaran  observasi.  Deskripsi  hasil penilaian  menjadi  masukan  atau  umpan  balik  untuk  perbaikan  pada pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan berikunya.
Penilaian dilakukan dengan 2 (dua) tahap, yaitu:
a)  tahap pertama
Penilaian  dilakukan  oleh  pembimbing  pada  bulan  kedua  sampai dengan  bulan  kesembilan  untuk  mengembangkan  kompetensi  guru dalam proses pembelajaran/pembimbingan dan  tugas lainnya.
b)  tahap kedua
Penilaian  dilakukan  oleh  kepala  sekolah/madrasah  dan  pengawas yang bertujuan untuk menentukan nilai kinerja guru pemula.
Setiap  hasil  penilaian  tahap  pertama  dan  tahap  kedua  memuat penjelasan  mengenai  kemajuan  pelaksanaan  pembelajaran/pembimbingan  oleh guru  pemula  yang  dapat  menjadi  bahan  masukan  bagi  perbaikan  guru  pemula yang  dapat  menjadi  bahan  masukan  bagi  perbaikan  guru  pemula  untuk memperoleh nilai kinerja baik.
Empat  belas  elemen  kompetensi  yang  dinilai  dalam  Penilaian  Kinerja Guru Pemula:
(1)  Kompetensi pedagogik, meliputi:
(a)  memahami latar belakang siswa
(b)  memahami teori belajar
(c)  pengembangan kurikulum
(d)  aktivias pengembangan pendidikan
(e)  peningkatan potensi siswa
(f)  berkomunikasi dengan siswa
(g)  asesmen dan evaluasi
(2)  Kompetensi kepribadian
(a)     berperilaku sesuai dengan norma, kebiasaan dan hukum di Indonesia  
(b)     kepribadian matang dan  stabil
(c)     memiliki etika kerja dan komitmen serta  kebanggan menjadi guru  
(3)  Kompetensi sosial
(a)     Berperilaku  inklusf, objektif, dan tidak pilih kasih   
(b)     Komunikasi dengan guru, pegawai sekolah,orang tua, dan masyarakat
 (4)  Kompetensi profesional 
(a) pengetahuan dan pemahaman tentang struktur, isi dan standard  kompetensi mata pelajaran dan tahap-tahap pengajaran
(b)  profesionalisme yang meningkat melalui refleksi diri

 Penilaian dan Lembar Hasil Penilaian:
Penilaian  kinerja  dilakukan  dengan  menggunakan  Lembar Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula (Format LHPK). Skor hasil penilaian selanjutnya dikonversi ke rentang 0-100, sebagai berikut:

Hasil skor akhir selanjutnya dimasukkan dalam kriteria  sebagai berikut:
91 - 100  =   Amat Baik
76 – 90  =   Baik
61 – 75  =   Cukup
51 – 60  =   Sedang
< 50    =   Kurang

2)  Proses Penilaian Tahap Pertama
Penilaian  tahap  pertama  dilaksanakan  pada  bulan  kedua  sampai dengan  kesembilan  berupa  penilaian  kinerja  guru  melalui  observasi pembelajaran/pembimbingan,  ulasan  dan  masukan  oleh  pembimbing.
Penilaian  pertama  merupakan  penilaian  proses  (assessment for  learning) sebagai  bentuk  pembimbingan  guru  pemula  dalam  melaksanakan  proses pembelajaran/pembimbingan,  menilai  hasil  pembelajaran/pembimbingan, dan  melaksanakan  tugas  tambahan.  Penilaian  tahap  ini  dilakukan  oleh pembimbing  melalui  observasi  pembelajaran/pembimbingan  dan  observasi kegiatan  yang  menjadi  beban  kerja  guru  pemula,  dilaksanakan  sekurang-kurangnya  satu  kali  dalam  setiap  bulan  selama  masa  penilaian  tahap pertama.  Tujuan  penilaian  tahap  pertama  ini  adalah  untuk  mengidentifikasi bagian-bagian  yang  perlu  dikembangkan,  memberikan  umpan  balik  secara regular dan memberikan saran perbaikan dengan melakukan diskusi secara terbuka  tentangsemua  aspek  mengajar  dengan  suatu  fokus  spesifik  yang perlu  dikembangkan.  Pembimbing  dapat  memberan  contoh  proses pembelajaran/pembimbingan yang baik di kelasnya atau di kelas yang diajar oleh  guru  lain.  Proses  observasi  pembelajaran  dan  pembimbingan  memiliki tahapan sebagai berikut:
a)  Pra-obserasi
Guru  pemula  dan  pembimbing  mendiskusikan,  menentukan  dan menyepakati  fokus  observasi  pembelajaran  dan  pembimbingan  yang meliputi  paling  banyak  lima  sub-kompetensi  dari  keseluruhan kompetensi  sebagaimana  yang  tertulis  dalam  lembar  observasi pembelajaran  yang akan  diisi  oleh  pembimbing  dan  lembar  refleksi  diri yang    diisi  oleh  guru  pemula.  Lima  sub-kompetensi  yang  menjadi  objek dalam  fokus  observasi  dapat  ditentukan  secara  berbeda  pada  setiap pelaksanaan  observasi  yang  didasarkan  pada  hasil  observasi sebelumnya. 
b)  Pelaksanaan observasi
Pembimbing mengisi lembar observasi pembelajaran/pembimbingan (Format  LOP)  secara  objektif  pada  saat    pelaksanaan  observasi dilakukan.
c)  Pasca-observasi
Kegiatan yang dilakukan pada  pasca-observasi adalah:
(1)  Guru pemula mengisi lembar refleksi pembelajaran/pembimbingan setelah pelaksanaan pembelajaran/pembimbingan.
(2) Pembimbing dan guru pemula mendiskusikan proses pembelajaran/ pembimbingan yang telah dilaksanakan.
(3) Pembimbing memberikan salinan lembar obserasi pembelajaran/ pembimbingan kepada guru pemula yang telah ditandatangani oleh guru pemula, pembimbing  dan kepala sekolah/madrasah untuk diarsipkan sebagai dokumen portofolio  penilaian proses (assessment for learning).
Penilaian  tahap  pertama  ini  dilaksanakan  selama  kegiatan  pokok  proses pembelajaran/ pembimbingan  dan  tugas  lainnya.  Selama  berlangsungnya penilaian tahap pertama, kepala sekolah/madrasah memantau pelaksanaan bimbingan dan  penilaian  tahap  pertama  terhadap  guru  pemula.  Dalam penilaian  tahap  pertama  ini  pengawas  melakukan  pemantauan,  pembinaan dan  pemberian  dukungan  dalam  pelaksanaan  pembimbingan  dan  penilaian guru pemula.

3)  Proses Penilaian Tahap Kedua
Penilaian tahap  kedua  dilaksanakan  pada  bulan  kesepuluh  sampai dengan  bulan  kesebelas  berupa  observai  pembelajaran/pembimbingan berupa  ulasan  dan  masukan  oleh  kepala  sekolah/madrasah  dan  pengawas yang  mengarah  pada  peningkatan  kompetensi  dalam pembelajaran/pembimbingan.  Penilaia  tahap  kedua  merupakan  penilaian hasil  (assessment  of  learning),  yang  bertujuan  untuk  menilai  kompetensi guru pemula dalam melaksanakan proses pembelajaran/pembimbingan dan tugas lainnya. Observasi pembelajaran/pembimbingan pada penilaian tahap kedua  dilakukan  oleh  kepala  sekolah/madrasah  sekurang-kurangnya  tiga kali, sedangkan oleh pengawas sekolah/madrasah sekurang-kurangnya dua kali.  Observasi  pembelajaran  atau  pembimbingan  dalam  penilaian  tahap kedua oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas disarankan untuk tidak dilakukan  secara  bersamaan,  dengan  pertimbangan  agar  tidak  tergangu proses pembelajaran/pembimbingan. Apabila kepala sekolah/madrasah dan pengawas  menemukan  adanya  kelemahan  dalam  pelaksanaan  proses pembelajaran  dan  pembimbingan  oleh  guru  pemula,  maka  kepala sekolah/madrasah  dan/atau  pengawas  wajib  memberikan  umpan  balik  dan saran  perbaikan  kepada  guru  pemula.  Langkah  observasi pembelajaran/pembimbingan  dilakukan  kepala  sekolah  dan  pengawas dalam tahap kedua adalah sebagai berikut:
a) Pra-observasi
Kepala  sekolah/madrasah  atau  pengawas  sekolah/madrasah  bersama guru  pemula  menentukan  dan  menyepakati  fokus  observasi pembelajaran/pembimbingan  yang  meliputi  paling  banyak  lima  sub-kompetensi  dari  keseluruhan  kompetensi  sebagaimana  yang  tertulis dalam  lembar  observasi  pembelajaran  yang  diisi  oleh  kepala sekolah/madrasa  atau pengawas  sekolah/madrasah  dan  lembar  refleksi diri yang diisi oleh guru pemula. 

b) Observasi
Kepala  sekolah/madrasah  atau  pengawas  sekolah/madrasah  mengisi Lembar  Hasil  Observasi  Pembelajaran/pembimbingan  (Format LHOP) secara  objektif  dengan  memberikan  nilai  pada  saat  pelaksanaan observasi dilakukan.
c)  Pascaobservasi
Kegiatan yang dilakukan pascaobservasi adalah:
(1)  Guru  pemula  mengisi  lembar  refleksi  pembelajaran/pembimbingan setelah pembelajaran/pembimbingan dilaksanakan. 
(2)  Kepala  sekolah/madrasah  atau  pengawas  sekolah/madrasah  dan guru  pemula  mendiskusikan  hasil  penilaian  pada  setiap  tahap pembelajaran/pembimbingan.
(3)  Kepala  sekolah/madrasah  atau  pengawas  sekolah/madrasah memberikan  masukan  kepada  guru  pemula  setelah  observasi selesai.
(4)  Guru  pemula  dan  kepala  sekolah/madrasah  atau  pengawa sekolah/madrasah  menandatangani  lembar  hasil  observasi pembelajaran/pembimbingan.  Kepala  sekolah/madrasah memberikan salinan lembar observasi pembelajaran/pembimbingan kepada guru pemula.

Hasil  penilaian  kinerja  guru  pemula  pada  akhir  program  induksi ditentukan  berdasarkan  kesepakatan  antara  pembimbing,  kepala sekolah/madrasah  dan  pengawas  sekolah/madrasah  dengan  mengacu pada prinsip professional, jujur, adil, terbuka, akuntabel dan demokratis. Peserta  program  induksi  dinyatakan  berhasil,  jika  semua  sub-kompetensi  pada  penilaian  tahap  kedua  paling  kurang  memiliki  nilai baik.
4)  Rekomendasi Hasil Penilaian
Guru  pemula  yang  berstatus  CPNS/PNS  mutasi  dari  jabatan  lain  yang telah menyelesaikan program induksi dengan nilai kinerja paling kurang kategori Baik yang  dibuktikan  dengan    sertifikat  dapat  diusulkan  untuk diangkat  dalam  jabatan  fungsional  guru.  Guru  pemula    yang  berstatus CPNS/PNS  mutasi  dari  jabatan  lain  yang belum  mencapai  nilai  kinerja dengan  kategori  Baik  dapat  mengajukan  masa  perpanjangan  paling lama satu tahun. Guru pemula  yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan  lain  yang  tidak  mencapai  nilai  kinerja  dengan  kategori  Baik dalam masa  perpanjangan  dapat ditugasi  mengajar  sebagai guru  tidak tetap  tanpa  jabatan  fungsional  guru.    Guru  pemula  yang  berstatus bukan  PNS  yang  telah  menyelesaikan  program  induksi  dengan  nilai kinerja  paling  kurang  kategori Baik yang  dibuktikan  dengan    sertifikat, dapat diusulkan untuk diangkat sebagai guru tetap dan memiliki jabatan fungsional  guru  Guru  pemula    yang  berstatus  bukan  PNS  yang  belum mencapai  nilai  kinerja  dengan  kategori  Baik  dapat  mengajukan  masa perpanjangan  paling  lama  satu tahun.  Guru  pemula    yang  berstatus bukan  PNS  yang  tidak  mencapai  nilai  kinerja  dengan  kategori Baik dalam masa perpanjangan, tidak dapat diangkat menjadi guru tetap.
Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan PIGP. Penyusunan  laporan  dilaksanakan  pada  bulan  kesebelas  setelah  penilaian tahap kedua, dengan prosedur sebagai berikut:
1)  Pembuatan  Draft  Laporan  Hasil  Penilaian  Kinerja    Guru  Pemula  oleh kepala sekolah/madrasah berdasarkan pembahasan dengan pembimbing dan pengawas sekolah/madrasah. 
2)  Penentuan Keputusan pada Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula berdasarkan  pengkajian  pnilaian  tahap  kedua  dengan mempertimbangkan  penilaian  tahap  pertama,  yang  selanjutnya  guru pemula  dinyatakan  memiliki  Nilai  Kinerja  dengan  Kategori  Amat  Baik, Baik, Cukup, Sedang dan Kurang.  
amat baik, jika skor penilaian antara 91-100;
baik, jika skor penilaian antara 76-90;
cukup, jika skor penilaian antara 61-75;
sedang, jika skor penilaian antara 51-60
kurang, jika skor pnilaian kurang dari 50. 
3)  Penandatanganan  Laporan  Hasil  Penilaian  Kinerja  Guru  Pemula  oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah
4)  Pengajuan  penerbitan  Sertifikat  oleh  kepala  sekolah/madrasah yang dsampaikan kepada    Kepala  Dinas  Pendidikan  atau  Kepala  Kantor Kementerian  Agama  Kabupaten/Kota  bagi  guru  pemula  yang  telah memiliki  Laporan  Hasil  Penilaian  Kinerja  dengan  nilai  minimal baik. Sertifikat  tersebut  menyatakan  bahwa  peserta  program  induksi  tela berhasil menyelesaikan program induksi dengan nilai baik. 

Isi laporan hasil pelaksanaan program induksi meliputi :
1)  data sekolah/madrasah;
2)  waktu pelaksanaan program induksi;
3)  data guru pemula peserta program induksi;
4)  deskripsi pelaksanaan pembimbingan oleh pembimbing.
5)  deskripsi pelaksanaan dan hasil penilaian tahap pertama;
6)  deskripsi pelaksanaan dan hasil penilaian tahap kedua;
7)  Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula yang menyatakan kategori Nilai Kinerja  Guru  Pemula  (Amat  Baik,  Baik,  Cukup,  Sedang  dan  Kurang), ditandatangani  Kepala  sekolah/madrasah  dan  pengawas sekolah/madrasah. 

Penyampaian laporan hasil pelaksanaan program induksi:
1)  Laporan  pelaksanaan  PIGP  yang  berstatus  CPNS/PNS  mutasi  dari  jabatan lain  dalam  lingkup  pemerintah  daerah  disampaikan  oleh  kepala  sekolah kepada  kepala  dinas  pendidikan  provinsi/kabupaten/kota  sesuai kewenangannya, untuk diteruskan ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD).
2)  Laporan  pelaksanaan  PIGP  yang  berstatus  CPNS/PNS  mutasi  dari  jabatan lain dalam lingkup Kementerian Agama disampaikan oleh kepala madrasah kepada  kepala  kantor  Kementerian  Agama Povinsi/Kabupaten/Kota  sesuai tingkat kewenangannya.
3)  Laporan  hasil  pelaksanaan  PIGP  yang  berstatus  bukan PNS  disampaikan oleh  kepala  sekolah/madrasah  kepada  penyelenggara  pendidikan  dan kepala  dinas  pendidikan  Provinsi/Kabupaten/Kota  atau  kepala  Kementerian Agama Kabupaten/Kota. 

Penerbitan Sertifikat Program Induksi
1.  Sertifikat Program  Induksi diterbitkan  oleh  Dinas  Pendidikan/Kantor Kementerian Agama bagi guru pemula yang telah mencapai Nilai Kinerja paling kurang kategori Baik.
2.  Sertifikat  menyatakan  bahwa  peserta  program  Induksi  telah  Berhasil menyelesaikan Program Induksi dengan  baik.

10.  Evaluasi dan Bimbingan teknis Evaluasi Program
Program  Induksi  perlu  dievaluasi    sebagai  bahan  masukan  untuk menentukan kebijakan serta perbaikan di masa depan dan juga sebagai bagian  dari  proses  penjaminan  mutu.  Evaluasi  dilakukan  melalui pemantauan  langsung  maupun  menggunakan  instrumen  yang  sesuai.

Evaluasi dilakukan oleh lembaga terkait sebagai berikut :    
1) Direktorat  Jenderal  melakukan  evaluasi  terhadap  implementasi kebijakan PIGP secara nasional.
2) Dinas  Pendidikan  provinsi  atau Kantor  Wilayah  Kementerian  agama melaksanakan  evaluasi  pelaksanaan PIGP dalam  lingkup  provinsi dan sekolah/madrasah yang menjadi tanggung jawabnya.
3) Dinas  Pendidikan Kabupaten/Kota  atau Kantor  Kementerian  Agama melaksanakan  evaluasi  pelaksanaan  PIGP  dalam  lingkup Kabupaten/Kota  dan  sekolah/madrasah  yang  menjadi  tanggung jawabnya.
4) Penyelenggara  pendidikan  melakukan  evaluasi  pelaksanaan PIGP pada  sekolah/madrasah  yang  diselenggarakan  oleh  masyarakat yang menjadi tanggung jawabnya. 

a.  Bimbingan Teknis
Dari hasil evaluasi pihak Direktorat Jenderal dan Dinas Pendidikan terkait dapat melakukan perbaikan dengan merevisi kebijakan dan atau memberikan  bimbingan  teknis  bagi  daerah  atau  sekolah  yang membutuhkannya. 
1)  Direktorat  Jenderal  memberikan  bimbingan  teknis  terhadap implementasi kebijakan PIGP secara nasional.
2)  Dinas Pendidikan Provinsi/Kantor Kementerian Agama memberikan bimbingan  teknis  terhadap  pelaksanaan  PIGP dalam  lingkup provinsi dan sekolah/madrasah yang menjadi tanggung jawabnya.
3)  Dinas  pendidikan  Kabupaten/Kota  atau Kantor  Kementrian  Agama memberikan  bimbingan  teknis  terhadap  pelaksanaan PIGP  dalam lingkup  Kabupaten/Kota  dan  sekolah/madrasah  yang  menjadi tanggung jawabnya.
4)  Penyelenggara  pendidikan  memberikan  bimbingan  teknis  terhadap pelaksanaan PIGP pada  sekolah/madrasah  yang  diselenggarakan oleh masyarakat yang menjadi tanggung jawabnya.

Prosedur bimbingan teknis dalam rangka membantu daerah atau sekolah agar dapat  melaksanakan  program  induksi  dengan  baik dapat dilakukan  dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Penyusunan  panduan  bimbingan  teknis yang  memuat  :  (a)  latar  belakang, tujuan  dan  manfaat  bimbingan  teknis;    (b)  sasaran,  tempat  dan  waktu bimbingan teknis, (c) strategi pelaksanaan bimbingan teknis; (d) sistematika laporan hasil bimbingan teknis.
2) Penyusunan  materi  bimbingan  teknis  yang  meliputi  Penjelasan  Peraturan Menteri  Pendidikan  Nasional  tentang  PIGP,  Penjelasan  Petunjuk  Teknis Program  Induksi,  Penggunaan  Panduan  Kerja,  Penilaian  dan  Penggunaan Instrumen Penilaian Kinerja.
3) Pelaksanaan bimbingan teknis di lapangan.
4) Penyusunan laporan hasil bimbingan teknis.


1 Comments

Post a Comment

Previous Post Next Post